Hikmat Dalam Mengelola Penghasilan

Bukan kekayaan Salomo yang mau kita pelajari tapi hikmat Salomo.

Hubungan kita dengan uang harus berprinsip kebenaran. Diberkati saja tidak cukup. Hati kita harus dididik takut akan Allah. Mengelola penghasilan sebenarnya adalah mengelola hati, karena di mana harta kita berada, di situ hati kita berada.

1 Raja-raja 10:15-17
"Adapun emas, yang dibawa kepada Salomo dalam satu tahun ialah seberat enam ratus enam puluh enam talenta, belum terhitung yang didapat dari saudagar-saudagar dan dari pedagang-pedagang dan dari semua raja Arab dan bupati-bupati di negeri itu. Raja Salomo membuat dua ratus perisai besar dari emas tempaan, enam ratus syikal emas dipakainya untuk setiap perisai besar; ia membuat juga tiga ratus perisai kecil dari emas tempaan, tiga mina emas dipakainya untuk setiap perisai kecil; lalu raja menaruh semuanya itu di dalam gedung “Hutan Libanon”."

Sama seperti kita, Salomo juga berbisnis dan bekerja. Dia mendapatkan penghasilan dari ekspedisi serta berdagang, dan dari sumber yang tetap (dari bupati-bupati). 

Tertulis bahwa "Salomo membuat", ini berarti Salomo berkarya dan menghasilkan sesuatu. Dia tidak tiba-tiba kaya. Salomo memang kaya karena dia adalah anak Raja Daud. Tapi harta yang diberikan oleh Daud ke Salomo tidak banyak; karena sebagian besar digunakan untuk bahan membangun bait suci. Salomo rajin dan setia dalam mengelola setiap hartanya.

Jangan iri hati dengan membandingkan penghasilan kita dengan orang lain. Frustrasi kita keluar dari ketamakan hati. Jangan tergesa-gesa ingin kaya secepatnya. Belajarlah puas dahulu.

Dikatakan “Salomo menaruh semuanya itu di dalam sebuah gedung”, tidak hanya bekerja, Salomo juga menabung. Belajarlah menabung dan sabar. Kelimpahan tidak tentu berlebihan. Kelimpahan itu adalah mencukupkan, dan masih ada sisa untuk kita syukuri dan kita olah

1 Raja-raja 10:18-20
"Juga raja membuat takhta besar dari gading, yang disalutnya dengan emas tua. Takhta itu enam tingkatnya; pada takhta itu ada di sebelah belakang sebuah kepala bundar, dan pada kedua sisi tempat duduk ada kelek-kelek. Di samping kelek-kelek itu berdiri dua singa, sedang dua belas singa berdiri di atas keenam tingkat itu sebelah-menyebelah; belum pernah diperbuat yang demikian bagi sesuatu kerajaan."

Salomo membangun tahta, apakah boleh?

Tuhan berkenan kita upgrade sesuatu asal mampu dan motivasi kita tulus, bukan untuk show-off atau menghina orang lain.

1 Raja-raja 10:21-22
"Segala perkakas minuman raja Salomo dari emas dan segala barang di gedung “Hutan Libanon” itu dari emas murni; tidak ada barang perak, sebab orang menganggap perak tidak berharga pada zaman Salomo. Sebab di laut raja mempunyai kapal-kapal Tarsis bergabung dengan kapal-kapal Hiram; dan sekali tiga tahun kapal-kapal Tarsis itu datang membawa emas dan perak serta gading; juga kera dan burung merak."

Perak menjadi komoditas yang tidak berharga setelah 20-30 tahun masa pemerintahan Salomo. Jadi belajarlah untuk sabar. 

Hati itu bisa kaya hari ini di hadapan Tuhan sekalipun kita miskin harta.

1 Raja-raja 10:23-25
"Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat. Seluruh bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya. Mereka datang masing-masing membawa persembahannya, yakni barang-barang perak dan barang-barang emas, pakaian, senjata, rempah-rempah, kuda dan bagal, dan begitulah tahun demi tahun."

Walaupun Salomo menjadi paling kaya di seluruh bumi, tapi orang-orang datang kepada Salomo bukan karena kekayaannya, tapi untuk menyaksikan hikmat dari Tuhan yang ada di dalam diri Salomo.

Sebelum Salomo jatuh, dia dikenal karena kehidupan salehnya. Orang sekaya Salomo bisa rendah hati, musuh-musuhnya pun menjadi sahabatnya. Karena hikmat Salomo, orang-orang datang memberikan persembahan. Rahasia Salomo bukan pada hartanya, tapi pada karakternya.

Orang miskin maupun orang kaya harta, sama-sama mempunyai pilihan untuk menjadi berhikmat dan bijaksana, itu semua tergantung pada respon hati. Orang untung maupun rugi, sama-sama bisa bijak dan berhikmat tergantung respon hati kita kepada Tuhan!

1 Raja-raja 10:26-29
"Salomo mengumpulkan juga kereta dan orang berkuda, sehingga ia mempunyai seribu empat ratus kereta dan dua belas ribu orang berkuda, yang semuanya ditempatkan dalam kota-kota kereta dan dekat raja di Yerusalem. Raja membuat banyaknya perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit. Kuda untuk Salomo didatangkan dari Misraim dan dari Kewe; saudagar-saudagar raja membelinya dari Kewe dengan harga pasar. Sebuah kereta yang didatangkan dari Misraim berharga sampai enam ratus syikal perak, dan seekor kuda sampai seratus lima puluh syikal; dan begitu juga melalui mereka dikeluarkan semuanya itu kepada semua raja orang Het dan kepada raja-raja Aram."

Pada jaman Samuel, sudah diberitahukan jangan terlalu banyak kuda. Tapi Salomo sudah mulai menyimpang. Dan pada pasal 11, Salomo sudah menyimpang dengan banyak wanita.

Sebelum kita diberkati, hati kita harus siap dahulu.

Kita harus paham bagaimana sikap hati yang benar ketika diberkati sebelum kita diberkati.

Mari belajar dari 2 kesalahan Salomo:

  1. Salomo tidak menaruh kekang dalam dirinya
    Penguasaan diri Salomo kendor. Demi hobi, kita dapat membeli sesuatu yang tidak perlu. Terlalu banyak sesuatu juga tidaklah baik. Ingatlah selalu bahwa segala yang terutama adalah yang nilainya kekal (hal sorgawi). Segala sesuatu yang lain ada batasnya. Pertanyaannya bukan mampu atau tidak, tapi apakah kita takut akan Tuhan.
  2. Salomo tidak detoksifikasi hati
    Detoksifikasi hati dapat dilakukan dengan cara mengasihi, melayani, memberi, berbagi. Tidak harus harta, bisa berupa waktu & perhatian.Untuk itu, ingatlah jikalau harta kita bertambah, janganlah hati kita melekat padanya.
    a. Jangan berambisi untuk menjadi kaya
    b. Minta hikmat untuk mengelola
    c. Jaga hati ketika harta bertambah.

Disarikan dari Khotbah Ps. Philip Mantofa's, 1 Agustus 2020, Youtube & Instagram Live
https://youtu.be/Zo5BT4PBzl8