Ezra 2 - Kembali ke RencanaNya (Seri Pengajaran Kitab Ezra)

“Inilah orang-orang propinsi Yehuda yang berangkat pulang dari pembuangan, yakni para tawanan, yang dahulu diangkut ke Babel oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang kembali ke Yerusalem dan ke Yehuda, masing-masing ke kotanya. Mereka datang bersama-sama Zerubabel, Yesua, Nehemia, Seraya, Reelaya, Mordekhai, Bilsan, Mispar, Bigwai, Rehum dan Baana. Inilah daftar orang-orang bangsa Israel:” (Ezra 2: 1-2)

 

Selamat datang di yellow pages-nya kitab Ezra!

Firman seperti yang di atas mungkin menjadi ayat-ayat yang paling sering dilompati oleh pembaca Alkitab. Bahkan, saya yakin pernah terlintas di pikiran kita pertanyaan seperti “Apa pentingnya ayat-ayat seperti ini? Apa hubungannya dengan saya?” Ijinkanlah saya memberitahukan sebuah pewahyuan Roh Kudus: ayat-ayat yang berisi daftar nama yang membosankan hanya membuktikan bahwa Tuhan kita adalah Allah yang sangat pribadi dan setiap orang berharga di mataNya! Tak satu pun nama yang dilewatiNya begitu saja.

Setiap kali membaca ayat-ayat tersebut, saya merasakan kasih Tuhan. Bisa saya bayangkan setiap nama pasti menyimpan 1001 macam memori suka dan duka. Di dalam setiap nama, terkandung 1001 perasaan Allah. Untuk setiap nama tadi, yang kurang berarti bagi kita, Yesus mau datang ke dunia dan disalibkan sekali lagi. Maka, jangan sekali-kali merasa bahwa Tuhan telah melupakan diri kita. Setiap kali membaca nama-nama itu, ingatlah namamu dan namaku. Tuhan memanggil nama kita, sebab Dia punya rencana.

Seperti mereka yang disebut di ayat-ayat itu, bagaimanakah agar nama kita termasuk di dalam daftar orang-orang yang berjalan dalam rencanaNya? Inilah rahasia mereka:

  1. Taat kepada panggilan untuk dipakai Tuhan
    Cobalah perhatikan nama-nama tersebut. Siapakah sesungguhnya mereka? Merekalah orang-orang yang taat untuk kembali ke rencana Tuhan. Merekalah segelintir orang Israel yang masih menanggapi panggilan Tuhan yang mulia atas hidup mereka. Janganlah kita puas sekedar bergereja saja. Naiklah ke level yang lebih tinggi, yaitu ke dalam hitungan orang-orang yang tidak menyia-nyiakan kasih karuniaNya. Kepada hamba-hambaNya yang “secara sengaja” rindu untuk dipakai lebih oleh Allah, rencanaNya pasti terjadi!
  2. Berdoa untuk koneksi Tuhan
    Inilah sebuah pemikiran yang sederhana: jika ada sebuah daftar nama, itu berarti mereka tidak sendirian, bukan? Sebab ada lebih dari satu nama. Ternyata, untuk dapat masuk ke dalam rencana Tuhan yang lebih dalam, kita membutuhkan orang lain! Oleh sebab itu, berdoalah agar Tuhan hubungkan kita dengan orang-orang lain yang juga sedang aktif berjalan dalam rencanaNya. Berdoalah agar kita tidak tersesat hingga bertemu dengan orang-orang yang salah di waktu dan tempat yang salah. Tuhan pasti akan mempertemukan kita di air yang tenang dan rumput yang hijau di bawah penggembalaanNya!

  3. Melihat orang di sekeliling sebagai potensi
    Perhatikanlah rombongan orang Israel yang mengikuti Ezra tersebut. Mereka terdiri dari bermacam-macam latar belakang dan status—mulai dari para imam, orang-orang lewi, para penyanyi, kaum penunggu pintu gerbang, para budak di bait Allah, keturunan para hamba Salomo, hingga sekelompok orang yang dikucilkan karena tidak tercatat dalam silsilah keluarga serta dianggap tidak tahir untuk jabatan imam. Intinya adalah janganlah pernah meremehkan orang, siapapun mereka. Setiap kali kita keluar dari rumah, pandanglah orang sekeliling kita sebagai potensi. Mengapa demikian? Sebab kita tidak tahu yang mana dari mereka yang akan membawa rencana Allah yang lebih indah untuk kita—yang mana yang akan melayani kita, dan yang mana yang akan kita layani. Siapa tahu Tuhan mengutus orang itu untuk membawa kasih karunia kepada kita, sebab setiap manusia adalah aset sorga dan “agen rahasia” dari Tuhan!

 

Milikilah komitmen untuk menghargai setiap manusia yang Tuhan kirimkan kepada anda dan kasihilah semua orang. Tuhan pasti akan memberikan hikmat agar anda dapat “mengelola” setiap hubungan yang Ia sudah dan akan percayakan. Tentu tidak semua orang—yang sekedar lalu-lalang di hidup ini—harus anda perhatikan, sebab hidup terlalu singkat. Fokuslah dahulu pada keluarga di rumah, lalu bertanggung-jawablah di dalam gereja di mana anda digembalakan dan tempat kerja di mana anda ditempatkan. Pada akhirnya, setiap manusia itu akan menjadi kejutan yang mulia dan kesaksian yang indah di dalam hidup anda. Dan nama anda, tentunya, akan menjadi yang teristimewa dalam kamus rencanaNya!

Philip Mantofa