“Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: "Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Allahnya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem.”
(Ezra 1: 1-3)
Perkenalkan: sebuah kejadian fenomenal dan cerita mengharukan tentang bagaimana sekelompok manusia kembali kepada Allahnya! Di zaman Ezra, umat Israel yang terbuang ke mana-mana kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali reruntuhan rumah Tuhan. Sesungguhnya, kita semua dipanggil untuk melakukan hal yang sama—yaitu untuk membangun hidup kita di dalam rencana Tuhan. Jikalau ada yang hidupnya sudah jauh dari Tuhan, jika ada yang sedang lari dari hadiratNya, cepatlah kembali sebab Tuhan sudah menanti! Inilah penghiburan kita hari ini untuk kembali ke rencanaNya:
- Tuhan tidak bertele-tele!
Tahukah anda bahwa Tuhan adalah Pribadi yang paling tidak sabar untuk menggenapi janjiNya dalam hidup kita? Dia-lah yang menggerakkan hati raja Koresh—raja Persia di mana umat Israel dibuang—untuk mendukung pembangunan reruntuhan Yerusalem langsung pada tahun pertama pemerintahannya! Selekas kita rindu untuk kembali, Tuhan rindu membangun hidup kita. Dia tidak menunggu tahun kedua untuk memulihkan kita; Dia tidak mengulur hingga besok. Hari ini juga, jika kita meresponi panggilanNya, Tuhan mengurapi kita! Oleh karena itu, berhentilah berbelat-belit sebab Tuhan tidak bertele-tele. - Tuhan tidak panik!
Membangun reruntuhan bukanlah pekerjaan yang mudah. Apalagi mengembalikan puing-puing menjadi seindah aslinya sebelum reruntuhan terjadi. Pesan Tuhan bagi kita di sini adalah agar kita tidak putus-asa menghadapi tantangan apa saja untuk kita kembali ke rencanaNya. Ezra dan umat Israel harus menempuh 4 bulan perjalanan yang penuh bahaya untuk “pulang ke rumah.” Itulah harga yang harus dibayar setiap kita untuk berbalik arah! Jalani saja, Tuhan pasti menolong kita.
Sebaliknya, bagi kita yang masih bersama Tuhan, jangan pernah keluar dari rencanaNya sesulit apapun hidup kita sekarang. Bagaimanapun juga, tetap lebih aman bagi kita untuk tinggal di dekat Tuhan daripada tersesat dalam rencana sendiri. Mengapa Tuhan tidak pernah panik dalam hidup kita? Karena Dia tahu bahwa rencanaNya tidak akan gagal dalam hidup orang yang berserah kepadaNya! Tenanglah.
Percayalah bahwa Tuhan memiliki sebuah daftar yang panjang berisi berkat dan mujizat apa saja yang akan kita terima di hari esok dan tahun-tahun yang akan datang. Janganlah menunda untuk memulai perjalanan anda “pulang” ke dalam rencanaNya. Siapkah anda untuk kembali?
Welcome home,
Ps. Philip Mantofa, BRE.