Raja Dan Imam

“Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.”
(1 Samuel 16:12-13)

Di dalam Perjanjian Lama, ada satu hubungan yang tak terpisahkan antara seorang raja dan seorang imam. Hal ini dapat dilihat dari hubungan antara Samuel dan Daud. Sebagai seorang imam, Samuel adalah orang yang senantiasa berdiri diantara Daud dan kerajaannya dengan Allah Israel. Pekerjaan yang ia emban sama sekali tidak mudah. Ia adalah orang yang tidak pernah berhenti berdoa untuk Daud. Namun demikian, seluruh kerajaan Daud bergantung kepada bagaimana Samuel berdiri antara Daud dan Allah!

Yang membuat saya begitu kagum kepada Daud adalah ia begitu menyadari pentingnya peran Samuel sebagai imam. Sekalipun ia adalah seorang raja yang berkuasa atas seluruh Israel, ia tahu bahwa kerajaannya kokoh karena Samuel berjaga-jaga atas hidup Daud dan kerajaannya. Meskipun Samuel tidak mengetahui tentang strategi perang, Daud selalu lari kepada Samuel untuk meminta nasehatnya di masa sukar. Itulah yang membuat Daud berbeda dari raja sebelumnya, yaitu Saul. Ia menghormati Samuel sebagai pemimpinnya. Daud sadar bahwa dalam otoritas secara rohani, Samuel adalah bapa rohaninya.

Prinsip dan peran imam dan raja ini pun berlaku di masa sekarang. Bagaimana keadaan “kerajaan” kita, yaitu bisnis yang kita bangun hari ini, sangat tergantung bagaimana kita menghargai bapa-bapa rohani kita sebagai imam. Merekalah yang bertindak mewakili Allah dalam hidup kita sebagai pebisnis. Mereka pula yang menyampaikan firman dan berjaga-jaga atas jiwa kita, dan itulah yang menentukan rencana Allah dalam bisnis kita.

Daud sadar bahwa urapan terletak di kepala “Harun” (Mazmur 133:2), yaitu imam. Tugas bapa-bapa rohani adalah mengurapi setiap pebisnis dan wiraswasta supaya memiliki hubungan yang intim dengan Roh Kudus dan mengarahkan mata mereka untuk memandang hanya kepada Yesus Kristus yang hidup. Setiap kebaikan yang Daud alami, setiap kemenangan yang ia rebut, bahkan setiap keintiman yang ia miliki dengan Roh Kudus adalah karena Samuel yang menanam benih-benih itu dalam hidupnya. Semua ketabahan, ketekunan dan kesetiaan Daud adalah karena pengaruh Samuel.

Jika kita memahami kunci keberhasilan Daud, kita akan tahu bahwa semua kesuksesannya terjadi karena Samuel menjadikan hidup Daud sebagai ladang di mana ia harus meletakkan pengaruh Kristus di dalamnya. Ketika kedua peran ini berjalan dengan harmonis dalam kehidupan anda, tidak akan ada tantangan yang terlalu besar untuk diatasi dan tidak akan ada kesuksesan yang mustahil untuk diraih! Terobosan tidak dapat terjadi jika kita hanya mengandalkan otak kita. Terobosan akan terjadi jika ada pengurapan yang menyertai kita. Dan pengurapan terletak di atas kepala iman!

by Philip Mantofa