Kebangungan Rohani Yang Lebih Besar!

“Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia. Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan merekapun disembuhkan juga.”
(Kisah Para Rasul 28: 8-9)

Salam kebangunan rohani!

Dari tahun ke tahun, hidup saya dipenuhi dengan kesaksian kebangunan rohani. Bertentangan dengan pendapat kebanyakan orang bahwa kebangunan rohani pasti akan berhenti, saya percaya Tuhan tidak akan pernah berhenti bekerja dan api Roh Kudus tidak akan pernah padam, kecuali jika kita mengijinkannya! Oleh karena itu, iman kita harus bertambah sebab kebangunan rohani yang lebih besar sudah menanti di depan kita dan Tuhan rindu memakai kita sebagai alatNya.

Beberapa waktu yang lalu, Tuhan membawa pelayanan saya ke sebuah level yang baru ketika, di depan mata saya, kuasa Tuhan yang mulia turun ke atas orang-orang percaya di Amerika hingga mereka tidak mampu lagi berdiri. Dari anak-anak yang lugu hingga tentara Amerika Serikat yang tangguh, mereka semua menangis menjerit seperti wanita bersalin demi keselamatan bangsa mereka. Saya merasa seolah tempat pertemuan itu bergoncang karenanya. Belum pernah saya menyaksikan maupun mendengar kebangunan rohani seperti itu—Tuhan memanggil saya ke sana untuk membangkitkan raksasa yang telah lama tertidur pulas di dalam kenyamanan mereka!

Betapa luar biasa pekerjaan Roh Kudus; kegerakanNya tidak bisa dibendung! Bahkan di sebuah negara yang kelihatannya mustahil untuk dijangkau oleh Injil, seperti Burma atau Myanmar yang dipimpin oleh diktator tanpa ada kebebasan beragama, juga tersapu oleh kebangunan rohani. Saya tercengang ketika melihat ribuan orang Burma rebah ke lantai karena urapan Tuhan tanpa ada seorang pun yang menumpangkan tangan ke atas mereka. Jari Tuhanlah yang bekerja tanpa batas! Tidak terhitung berapa banyak lagi perbuatan ajaib yang Tuhan telah lakukan. Dan cerita-cerita tersebut hanyalah permulaan dari kebangunan rohani yang lebih besar yang akan datang. Sungguh, tsunami Tuhan sudah dekat!

Namun, beberapa dari kita masih saja berpikiran sempit tentang kebangunan rohani. Kita meragukan dampak maupun “bejana tanah liat”—para revivalist—yang membawa api kebangunan rohani. Apakah Tuhan hanya bekerja melalui sekelompok kecil orang yang memiliki karunia khusus, ataukah Ia memilih siapa saja yang rindu dipakaiNya? Yang terpenting bukanlah “siapa”, tetapi “mengapa”. Tujuan tertinggi dari kebangunan rohani adalah untuk menyelamatkan jiwa-jiwa melalui Injil Tuhan kita, Yesus Kristus; dan Tuhan rindu untuk memakai siapa saja, sekalipun tidak sempurna, yang menangkap gairahNya dengan segenap hati. Dan kita dapat belajar dari satu penginjil yang paling bergairah akan kebangunan rohani, yaitu rasul Paulus yang saya sangat kagumi.

Kisah Para Rasul 28: 1-9 menceritakan tentang tahun-tahun terakhir hidup Paulus, pembawa kebangunan rohani. Ia adalah salah satu rasul yang luar biasa yang lahir di tengah-tengah api kebangunan gereja mula-mula, dan api itu tetap menyala sampai akhir hidupnya. Karena itulah, kita harus meneladani hidupnya, menangkap visinya, menginginkan karunianya, dan merindukan persekutuannya yang intim dengan Roh Kudus. Suatu hari, kapal yang ia tumpangi kandas hingga terdampar di sebuah pulau bernama Malta. Meskipun kedatangannya di sana sama sekali tidak direncanakan, ia mengubah bencana yang dialaminya menjadi sebuah kesempatan untuk terjadinya kebangunan rohani yang lebih besar ketika SEMUA orang sakit di pulau terpencil itu disembuhkan! Dan inilah yang bisa kita pelajari dari Kehadiran Paulus yang telah mengubah sejarah pulau Malta:

  1. Ciptakanlah krisis dan fokuslah pada tujuan Tuhan!
    Mengapa kita tidak lagi bergairah untuk Injil? Karena kita sudah merasa puas dengan hidup kita dan memilih untuk tinggal di dalam rasa aman. Itulah sebabnya tujuan Tuhan tidak lagi menjadi prioritas kita, dan tanpa disadari, api Roh Kudus telah padam dalam hati kita. Itulah sebabnya krisis justru dapat menjadi berkat yang terselubung. Seperti Paulus yang mengubah krisis yang ia alami menjadi kesempatan ilahi, kita pun dapat dipakai Tuhan untuk menggenapi rencanaNya di dalam situasi apapun yang kita hadapi jika kita fokus pada tujuan yang lebih tinggi dan percaya pada pertolonganNya! Akan tetapi, jika kita menikmati hidup yang tenang sekarang, itu juga berkatNya; mengucap syukurlah kepadaNya, tetapi janganlah berhenti mengerjakan ladangNya. Teruslah berdoa untuk jiwa-jiwa yang terhilang di komunitas anda dan ciptakanlah kesempatan secara sengaja untuk memberitakan Injil kepada mereka. Jangan berhenti sebelum anda melihat hasilnya; jangan ijinkan hati anda tenang-tenang saja—teruslah berada di dalam krisis—sampai anda melihat buah-buah pekerjaan anda!

  2. Kejarlah konfirmasi dari Tuhan!
    Setiap hari, saya berdoa agar Tuhan menyertai saya dengan tanda-tandaNya yang ajaib. Terutama, jika menyangkut keselamatan orang-orang berdosa. Melihat hidup Paulus, hal-hal yang supranatural terjadi. Penduduk pulau Malta mengira bahwa Paulus akan bengkak dan mati seketika itu juga. Mereka benar—dan salah! Benar karena Paulus seharusnya mati akibat gigitan ular beracun sebab ia adalah manusia biasa, namun salah karena ia tidak mati sebab Tuhan menyertai dan meneguhkan panggilan hambaNya. Konfirmasi adalah kasih karunia dari Tuhan; dan hari itu seisi pulau melihat konfirmasi Tuhan atas Paulus. Sesungguhnya, sampai hari ini Tuhan masih menjawab doa para hambaNya dengan konfirmasi berupa tanda-tanda ajaib dan mujizat yang mendatangkan kebangunan rohani!

  3. Bertindaklah dengan berani!
    Ketika kita menjadi peka dengan kebutuhan orang lain, hati kita pasti tergerak untuk menjadi jawaban. Dan sebuah tindakan iman yang sederhana dapat menjawab sebuah kebutuhan! Jika kita tidak berani melangkah, iman kita tidak akan bertumbuh. Iman berarti berani mengambil RESIKO. Tidak ada pilihan lain kecuali bertindak dan terus maju! Mujizat kesembuhan yang terjadi secara luar biasa di pulau Malta dimulai dari satu tindakan sederhana, yaitu dengan berani memasuki kamar orang yang sakit dan berdoa baginya. Oleh sebab itu, jangan tolak sebuah kebutuhan. Jawablah kebutuhan itu dengan iman anda, dan tunjukkan iman anda dengan perbuatan!

Sekaranglah waktunya bagi kita untuk berhenti melihat kepada diri sendiri dan profesi kita. percayalah bahwa tidak kebetulan Tuhan tempatkan anda di sana. Tuhan rindu memenuhi hari, bulan, dan tahun kehidupan anda dengan kesaksian-kesaksian kebangunan rohani yang mengubah hidup orang-orang yang mendengarnya. Janganlah tertidur di tengah-tengah tuaian besar; janganlah berdiam diri saja di dalam kebangunan rohani. Sekaranglah waktunya bagi anda untuk dipakai oleh Tuhan!

Untuk kebangunan rohani yang lebih besar,
Ps. Philip Mantofa