Bertahan Di Sana

Tuhan tahu posisi kita berada di bukit atau di lembah. Setiap domba, Tuhan cinta. Sekalipun kita tidak bisa ke gereja secara gedung, kita harus menjaga hadirat Allah di rumah dan di hati kita. Tetaplah bertahan di poros kehendak Allah sekalipun kita harus sengsara. Janganlah pernah tergoda untuk jalan pintas. 

Marilah kita belajar bagaimana Elia bertahan di masa-masa kekeringan. 

1 Raja-raja 17:1
"Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: “Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan.”"

Elia mengalami kekeringan, tapi dia tetap memegang firman Tuhan. Orang yang memiliki firman selalu lebih berkuasa daripada orang yang tidak memiliki firman. Sebagai raja, Ahab punya segalanya, tetapi cerita ini semua tentang Elia karena Tuhan absen dari hidup Ahab. Dibandingkan Ahab, Elia hanya rakyat jelata. Akan tetapi kita melihat Tuhan menyertai Elia. 

Orang yang memiliki firman juga memiliki Tuhan dan damai sejahtera, serta memegang hari esok. Oleh karena itu, bertahanlah dengan firman Tuhan. 

Ikutilah Tuhan dengan rajin, karena setiap hari ada firman yang baru. Firman Tuhan datangnya silih berganti. Janganlah minta firman yang baru sebelum yang lama berlaku. Jadi ketika Tuhan berfirman untuk bersyukur, taatilah lebih dahulu dan janganlah remehkan, karena firman akan berkesinambungan. Janganlah pernah pilih-pilih rhema. Lakukan firman Tuhan yang datang pada kita saat ini, maka mujizat akan datang kemudian.  

Ada 3 langkah memiliki firman: 
1. Menerima apa adanya, jangan pilih-pilih 
2. Ucapkanlah firman, bukan memperkatakan hal yang sia-sia 
3. Melakukan. Jadilah pelaku firman. 

1 Raja-raja 17:3-5
"Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana.” Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman Tuhan; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan."

Di firman-Nya, Tuhan menyebutkan Sungai Kerit, bukan sungai Yordan yang lebih terkenal. Jika Elia tidak dengar-dengaran, Elia bisa saja ke sungai Yordan yang dianggap lebih bagus, tapi di sana dia tidak akan mendapatkan pertolongan sesuai rencana Tuhan. 

Setiap orang harus menemukan poros kehendak Tuhan. Sungai Kerit kita mungkin adalah hati bersyukur. Bagi orang lain adalah sabar menanti, serta ada juga yang harus banyak berdoa. Bertahanlah di area di mana Tuhan memerintahkan untuk kita berada, karena di sana ada persediaan bagi kita. 

Tuhan mengirim gagak ke sungai Kerit, bukan ke Elia. Karena Elia taat maka Elia menerima berkat. Jika kita di dalam firman-Nya, kesanalah berkat-Nya ada. Allah memelihara orang yang memelihara firman-Nya. Burung gagak adalah binatang haram bagi orang Yahudi dan tidak terpikirkan oleh Elia. Tugas kita hanyalah peka dengan poros kehendak Tuhan dan bertahanlah di dalamnya. Tetaplah hidup di dalam hadirat, kehendak dan firman Tuhan. Bertahanlah apapun yang terjadi! Maka bersiaplah untuk mendapatkan visitasi ilahi dalam hal kesempatan, koneksi ilahi, bahkan kejadian-kejadian heran. 

Apa yang ada di depan kita, harus kita lakukan: 
Bersyukur atau mengeluh? Bersyukurlah! 
Mengasihi atau membenci? Mengasihilah! 
Rajin atau malas? Rajinlah! 
Firman atau malas membaca? Bacalah firman! 
Berdoa atau mainan? Berdoalah! 

Lakukan apa yang jelas di depan mata kita. Rencana Allah bukan rencana kita. 

1 Raja-raja 17:6
"Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu." 

Ada 2 macam persediaan dari Allah: 

  1. Supernatural Provision: Roti & Daging dari gagak
    Burung gagak adalah binatang liar. Bagaimana seekor burung gagak mendapatkan roti dan daging ketika seluruh negeri dilanda kekeringan dan kelaparan? Hal ini tidak ada rumusnya, sebab ini adalah pekerjaan mujizat Allah.
  2. Natural Provision: Air didapatkan dari sungai. Ada yang menjadi bagian-bagian yang harus kita lakukan, hal-hal yang perlu dikerjakan dengan hikmat dengan maksimal.
    Kedua hal tersebut harus ada dalam hidup kita. Syukuri setiap hal natural yang ada di depan kita. Jangan remehkan perkara-perkara biasa. Sebelum kita makan, tetaplah berdoa. Sebelum kita bekerja, tetaplah berdoa. Sebelum kita melakukan sesuatu, biasakan bergantung pada Tuhan, sekalipun seperti perkara sepele sehari-hari. 

Disarikan dari Khotbah Ps. Philip Mantofa, 29 April 2020, Youtube & Instagram Live 
https://youtu.be/23IHh2J5MrM