Pilihan-Pilihan Hidup yang Membahagiakan

1. Modal Kita untuk Bahagia itu Besar 
Filipi 1:1-2 “Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.” 

Ayat ke-2 ini adalah modal setiap orang Kristen untuk berbahagia. Dunia mencari kebahagiaan di tempat yang salah: pesta pora, harta benda, hal-hal yang membuat hidup lebih menarik, tetapi semuanya itu adalah hal yang sementara. Sumber sukacita yang benar adalah Kristus. 

Jika sudah terima Yesus, berarti kita sudah memiliki segalanya. Jika dibandingkan kekekalan, suka dan duka kita tidak seberapa. Tidak ada hal yang lebih baik dari memiliki nama yang tertulis di Kitab Kehidupan. Kasih karunia dan damai sejahtera Tuhan menyertai kita, bukan hanya di hidup ini tapi selamanya. Tidak bisa dibandingkan dengan apa yang kita peroleh atau kita kehilangan di dunia ini. Untuk itu, seharusnya orang Kristen yang lahir baru adalah orang yang paling berbahagia di dunia dan yang paling puas lahir batinnya. 

2. Cari-carilah Alasan untuk Bersyukur 
Filipi 1:3-5 “Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini.” 

Mari bangun kebiasaan baik, yakni mencari dan menggali sesuatu yang bisa disyukuri setiap hari kepada Tuhan. Jangan jadi orang dengan negative force, yaitu mencari-cari kesalahan orang. Belajarlah dari Paulus, Kitab Filipi ini adalah surat yang ditulis dari penjara. Akan tetapi, dia mampu untuk mensyukuri dan memberikan semangat kepada jemaat. Jika pernikahan kita saat ini sedang terpuruk, susah untuk disyukuri, jangan cerai, tetapi ingatlah masa-masa pemberkatan awal di gereja, ingatlah masa-masa mengapa Anda mau komitmen dengan pasangan.  

3. Pilihlah untuk Yakin dan Bukan Ragu 
Filipi 1:6 “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.” 

Untuk beriman dan kuatir sama-sama membutuhkan energi. Pilihlah untuk beriman, yakni yakin bahwa Tuhan yang memulai dan Tuhan yang menyelesaikan. 

Jangan mendengarkan lagu-lagu yang membuat depresi, tapi dengarkan puji-pujian yang membangkitkan iman. Hati-hati apa yang kita katakan. Jika kita tidak merasa sedang percaya, katakan saja pada Tuhan, "Tuhan, aku memilih untuk percaya, di dalam nama Yesus.". Iman yang terbesar, bukan perasaan. 

4. Lihat Positifnya dan Hitung Berkatnya 
Filipi 1:12-14 “Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.” 

Paulus selalu lihat positifnya, bahkan dia bisa menghitung berkat-berkat terselubung saat dia di dalam penjara. Tidak hanya itu, dia malah menguatkan jemaat di Filipi melalui suratnya. Dia menyaksikan bahwa justru di dalam penjara kondisinya membuat kemajuan bagi Injil. Mari belajar seperti Paulus untuk menghitung berkat kita satu-per-satu. Ingat semua kebaikan yang Tuhan sudah lakukan, bersyukurlah untuk perkara sederhana. 

5. Pilihlah untuk Mengampuni dan Melepaskan 
Filipi 1:15-18 “Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara.Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.” 

Paulus pun juga memiliki orang yang mendengkinya, orang-orang yang berusaha menjatuhkan Paulus. Namun, Paulus tetap memilih untuk bersukacita. 

Belajarlah mengabaikan hal-hal yang tidak dianggap penting oleh Tuhan, hal-hal yang tidak kekal. Jika ada perkataan yang melukai hati kita, abaikanlah. Mari kita serahkan air mata kesedihan maupun perasaan bahagia hanya untuk perkara-perkara Tuhan. 

Belajarlah untuk berkata “Ya sudahlah”, jika gagal, “Ya sudahlah”, mari bangkit lagi bersama Tuhan. 

Disarikan dari Khotbah Ps. Philip Mantofa, 19 Agustus 2020, Youtube & Instagram Live
https://youtu.be/Mx_8cEPgwYk

Belajarlah mengabaikan hal-hal yang tidak dianggap penting oleh Tuhan, hal-hal yang tidak kekal. Mari kita serahkan air mata kesedihan maupun perasaan bahagia hanya untuk perkara-perkara Tuhan.