TENANG

"Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.”
(Matius 14:22-30)

 

 

Perikop ini mengajarkan kita untuk menjadi tenang di tempat yang terduga, tenang di atas kapal yang hampir tenggelam. Walau kondisi berada di luar kendali manusia, percayalah bahwa kondisi itu tidak berada di luar kendali Tuhan. 

Ada beberapa hal yang kita miliki saat ini—hal baik maupun masalah—yang bukan merupakan hal yang diperintahkan oleh Tuhan. Akan tetapi, di kisah ini, Tuhan Yesus sendiri yang menyuruh para murid untuk naik perahu dan bertolak ke seberang. Tak disangka, tuntunan tersebut malah menyebabkan murid-murid-Nya harus menghadapi badai yang hampir membuat mereka tenggelam. Kita memiliki pekerjaan atau bisnis yang diberi oleh Tuhan, tetapi mungkin saat ini kondisinya hampir tenggelam. Sama seperti kepanikan yang dialami oleh murid-murid Yesus di atas kapal, kita juga takut. 

Satu hal yang perlu kita percaya, ketika Tuhan memerintahkan sesuatu hal, tugas kita adalah taat. Tuhan bertanggung jawab atas hidup kita. Walaupun ada masa di mana kita tidak bisa melihat Yesus, tetaplah maju terus dalam keyakinan bahwa Allah menyertai kita. Belajarlah untuk percaya kepada Dia, yang memerintah kita untuk hidup bagi diri-Nya. Belajarlah untuk mempercayakan kehidupan yang Dia berikan.  

Di ayat 22, Tuhan membuat perbedaan bagi murid-murid dan ‘orang-orang lainnya.’ Tuhan menyuruh murid-murid-Nya untuk maju dan menghadapi masalah, sedangkan Dia menyuruh orang banyak untuk pulang. Dia tahu bahwa murid-murid-Nya akan tetap percaya kepada-Nya walau menghadapi badai, berbeda dengan orang-orang lain yang kemungkinan besar akan undur. Terbukti, murid-murid Yesus terus maju walau diterpa badai. Mereka ingat, Tuhanlah yang menyuruh mereka untuk maju bertolak ke seberang. Itulah bedanya murid dengan orang biasa. Murid tidak mudah menyerah. 

Sewaktu berada di tengah lautan, para murid tidak melihat Yesus dalam badai karena Yesus sedang berada di atas bukit. Dia sedang berdoa bagi kita semua. Kita juga perlu meneladani-Nya untuk berdoa, bukan hanya mendoakan kebutuhan kita semata-mata, tetapi juga doakan apa yang Tuhan doakan. Berdoalah untuk keselamatan jiwa-jiwa, berdoalah untuk keselamatan bangsa dan negara. Tetaplah berdoa walaupun mujizat tidak terjadi seketika. 

Untuk mengalami mujizat, seringkali Tuhan mengajari kita untuk bersabar. Pada saat Tuhan menghampiri murid-murid-Nya di tengah badai, mereka malah takut. Tuhan memang bekerja secara ilahi dan di luar nalar manusia. Itulah sebabnya para murid menjadi takut. Perasaan takut sebenarnya adalah dari Tuhan. Tetapi akan bahaya jika kita salah kaprah, Tuhan akan disebut hantu dan hantu akan disebut ‘Tuhan.’ Orang yang sudah terkena oleh roh perbudakan, kemungkinan besar akan hidup dalam keputusan-keputusan yang salah. Sejak kejatuhan Adam dan Hawa, apa yang seharusnya kita segani/takutkan itu justru tidak ditakuti (dibengkokkan oleh Iblis). Sebaliknya, apa yang seharusnya di bawah kuasa kita malah membuat kita takut.  

Saat Tuhan berjalan di atas air menghampiri murid-murid-Nya, Tuhan Yesus mau mengajarkan murid-murid-Nya untuk berjalan di atas situasi. Berjalanlah dengan iman dan jangan takut akan hari esok. Jangan pula takut dengan realita hari ini, karena kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Tuhan tidak pernah ciptakan rasa takut untuk melumpuhkan kita. Kita takut akan kehidupan karena pengenalan kita akan Tuhan belum sempurna.  

Saat Tuhan berkata kepada kepada kita untuk tenang dan jangan takut, pasti ada alasannya. 

Pasti karena Dia sudah mengendalikan situasi dan punya solusinya. Pernahkah Anda sadari, para murid terombang-ambing selama 9 jam dan tidak ada yang terluka atau tenggelam? Mengapa? Mengenal Tuhan dengan segenap hati bisa melenyapkan rasa takut. Hari ini, apapun kondisi kita, Tuhan sedang memelihara. Ketika kita masih hidup hari in, itupun adalah pemeliharaan Allah. 

Jadilah tenang, jangan takut, tetapi janganlah gegabah. Sebelum memutuskan apapun, carilah Tuhan. Konsultasikan dengan orang-orang yang dapat dipercayai. Belajar seperti Petrus untuk mengkonfirmasi terlebih dahulu sebelum dia melangkah di atas air, dia bertanya "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Mintalah konfirmasi dari Roh Kudus terkait keputusan apapun yang akan kita ambil. 

Saat masalah terjadi, kita perlu melihat dan memahami masalah tersebut. Namun, janganlah fokus dan menenggelamkan perasaan kita dalam masalah tersebut. Hari-hari ini jangan mudah dipengaruhi oleh berita negatif. Belajarlah untuk melihat yang kelihatan tetapi merasakan Yang Tidak Kelihatan. Percayalah, walau hampir tenggelam kita akan selalu punya kesempatan yang cukup untuk bergerak ke atas. Saat tenggelam, Tuhan menolong Petrus tepat pada waktunya. 

Jangan ijinkan hatimu turun tenggelam dengan keadaanmu. Hati selalu punya kesempatan yang cukup untuk menggapai uluran tangan-Nya. 

Disarikan dari khotbah Ps. Philip Mantofa, 15 April 2020, Saat Teduh Bersama, Youtube & Instagram Live
https://youtu.be/2bsi8fZq-Ss

Sebelum mengambil keputusan apapun, bertanyalah dan mintalah konfirmasi kepada Tuhan.