Agrikultur Iman

“Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar  kepada kita, maka kita bersukacita. Pulihkanlah keadaan  kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai  dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” 
(Mazmur 126:1-6)

 

AYAT 1: Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. 
Sebagai latar belakang, Mazmur ini ditulis oleh Nabi Ezra. Bangsa Israel pada waktu itu sedang dalam pembuangan di Babel selama 70 tahun. Ezra yang memimpin Bangsa Israel pada waktu itu untuk kembali ke Yerusalem. Setelah 70 tahun berlalu, mereka tidak lagi memiliki harapan untuk kembali ke tanah air. Maka dari itu ketika Tuhan memulihkan keadaan mereka dan mengembalikan mereka ke Yerusalem rasanya seperti mimpi. Suatu hal yang nampaknya tidak mungkin terjadi, ternyata dijawab oleh Tuhan dengan tiba-tiba.  

Pemulihan ini nampak too good to be true bagi Bangsa Israel, demikian pula dalam kehidupan kita banyak berkat yang menurut diri kita sendiri terlalu baik untuk kita mimpikan, namun sebenarnya sudah Tuhan sediakan.  

Ketika semua terlihat gelap gulita, maka firman Allah adalah secercah harapan. Milikilah iman sekecil biji sesawi. Iman yang kecil itu adalah alasan Tuhan untuk menurunkan berkat. Terkadang Tuhan bekerja tanpa tanda-tanda, karena Ia sendiri ajaib, Ia mampu membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Tetap milikilah harapan, dan pegang teguh Iman anda.  

“ …….. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion ……….” 
Keadaan Sion yang dimaksud dalam ayat ini adalah the lost year, yaitu waktu 70 tahun Bangsa Israel dalam pembuangan. Waktu itu tampak seperti terbuang sia-sia, hilang tanpa ada buah. Artinya, Tuhan mampu memulihkan keadaan anda, menebus tahun-tahun anda yang hilang selama ini. 

Bagaimana Tuhan memulihkan tahun-tahun kita yang hilang? 

  1. Hubungan yang semakin dekat dengan Tuhan
    Ketika hubungan kita semakin dalam dengan Tuhan, itu adalah cikal bakal pemulihan. Nilai hubungan kita dengan Tuhan adalah kekal.
  2. Mengubah kerugian sementara menjadi faedah untuk waktu yang lama
    Jika kita mengalami sesuatu yang tidak mengenakan, selama hidup kita ada di dalam Tuhan, selalu ada pembelajaran yang baru dari Tuhan. Kita akan dikuatkan melalui fase ini dan melihat penderitaan sementara ini sebagai batu loncatan. 
  3. Melipatgandakan buah kita di waktu mendatang 
    Di tangan Tuhan tidak ada yang sia-sia, apa yang hancur bisa menjadi sesuatu yang baru. Tuhan akan mengajak anda berlari dan terjadi multiplikasi serta akselerasi. Orang kecewa tidak akan bisa dibawa Tuhan untuk berlari. Tetaplah beriman, karena iman adalah modal untuk mendengar suara Tuhan. 

AYAT 2: Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. 
Mulut penuh dengan tawa bukan berarti sebuah tawa kesombongan atau hinaan. Waktu Tuhan memulihkan keadaan kita, hati akan terasa ringan ada sukacita dan tawa yang natural. Suatu hari akan tiba bahwa pergumulan kita selesai dan hati kita akan ringan kembali.  

Lidah dengan sorak sorai artinya mulut yang penuh puji-pujian. Bukan hanya pujian untuk dilihat orang lain sebagai kesolehan, namun sebagai ungkapan hati yang tulus, bersyukur pada Tuhan atas apa yang kita miliki saat ini.  

“.………..Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” 
Publik akan memiliki berbagai opini terhadap kehidupan kita. Satu waktu mereka akan mengomentari kehidupan kita. Satu waktu lagi mereka bisa memuji keadaan baik anda. Dalam hal ini ayat ini berpesan: Jangan hidup untuk kata orang dan jangan jadi orang yang suka menggosip tentang orang lain. 

Jangan hanya menjadi komentator atas pemulihan hidup orang lain, milikilah kerinduan untuk mengalaminya.  

AYAT 3-6: TUHAN telah melakukan perkara besar  kepada kita, maka kita bersukacita. Pulihkanlah keadaan  kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai  dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya. “ 
“TUHAN telah melakukan perkara besar  kepada kita, maka kita bersukacita……..”  
Ayat ini menggambarkan perspektif orang yang mengalami mujizat Tuhan. Ada sukacita dalam kehidupan orang yang dipulihkan.  

“……..Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai  dengan bersorak-sorai.” 
Jangan izinkan kondisi yang ada menghalangi anda untuk menabur hal yang benar.  Ditabur atau dikubur sama-sama di dalam tanah. Perbedaannya tergantung dari respon hati dan kualitas hati kita. Kita harus dengan sengaja melakukan kehendak Allah walaupun dalam keadaan susah. 

Agrikultur Iman: iman bukanlah sesuatu yang muncul tiba-tiba. Iman adalah sesuatu yang ditanam oleh Penabur yang visoner yaitu Tuhan sendiri. Hati kita sebagai biji harus yakin dan percaya pada Penabur. Ketika kita di dalam tanah dan dalam himpitan, kita harus yakin pada Sang Penabur bahwa suatu hari kita akan tumbuh dan berbuah. Rupa dari biji dan buah akan selalu nampak berbeda. Jangan bandingan penderitaan anda sekarang dengan buah yang akan anda tuai nanti. Setialah dengan musim hidup anda saat ini. Jika anda harus menangis, mencucurkan air mata, menangislah untuk kebenaran di dalam firman Allah.  

“.…….pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” 
Menuai hanya dengan sorak-sorai, menuailah dengan sikap hati yang telah diperbarui. 

Disarikan dari Khotbah Ps. Philip Mantofa, 21 Juni 2020, Ibadah Umum, GMS Surabaya Barat
https://youtu.be/0fkoGwhbEug

Cikal bakal pemulihan adalah hubungan kita yang semakin dalam dengan Tuhan.