5 Bahagia

"Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.  Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.  Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."
(Matius 5:1-7) 

 

Berbahagialah Orang Yang Miskin Di Hadapan Allah, Karena Merekalah Yang Empunya Kerajaan Sorga 
Dalam segala musim kehidupan, Tuhan bermaksud untuk memuridkan kita.  Untuk itu, mengikut Tuhan harusnya dalam suka dan duka. Dalam lembah kekelaman pun, kita harus tetap ikut Tuhan. Kalau kita di dalam Tuhan, miskin pun harus bahagia. Bahagia itu harus didasarkan karena nama kita tertulis di kitab kehidupan. Jadi bahagia atau sedih tidaklah seharusnya bergantung pada kondisi materi kita. 

Hari-hari ini perekonomian sedang di masa krisis. Kalau ikut Tuhan, dalam kondisi yang negatif pun kita harus tetap beriman bahwa Allahku kan mencukupi segala kekurangan ku.  Walaupun sampai diijinkan jatuh miskin, berdoalah agar anda jatuh miskin di tangan Tuhan. Saat berada dalam Tuhan, walau jatuh miskin kita akan dapat belajar: 
1. Mensyukuri yang sedikit 
2. Menikmati secara maksimal
3. Mengelola dengan rajin 

Anak Tuhan yang jatuh tidak akan selama lamanya hidup dalam kemiskinan (poverty). Asalkan kita selalu syukuri apa yang sedikit dan nikmati secara maksimal. Berarti kita bahagia dalam Tuhan dan Tuhan akan memberikan apa yang diingini hati kita, bukan hanya yang dibutuhkan. Carilah dulu kerajaan Allah dan segala sesuatunya akan ditambahkan padamu. Rajin pangkal kaya. Malas akan diserbu kemiskinan. 

Apa yang kita kelola mungkin hanyalah serpihan dari yang sebelum nya. Namun, kalau dikelola bersama Yesus, serpihan-serpihan  itu akan menjadi kemuliaan berikutnya.  

Berbahagialah Orang Yang Berdukacita, Karena Mereka Akan Dihibur
Terkadang akan ada musim-musim susah dalam hidup kita. Dukacita merupakan bagian dari realita kehidupan kita. Di Alkitab pun dikatakan “Berbahagilah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.” Berdukacita tidak boleh terlalu dalam hingga depresi. Kalau kita punya perspektif ilahi dalam berduka cita, kita akan masih tetap bisa berbahagia. Terkadang juga banyak orang yang ketika terpuruk baru mencari Tuhan. 

Lembah menghasilkan banyak pertobatan. Dukacita itu ada hikmatnya. Ada orang yang berkabung tetapi justru ada anggota keluarga lain yang bertobat terima Tuhan.  Jangan simpulkan berarti Tuhan ambil nyawa seseorang supaya seorang yang lain bertobat. Bukan! Tapi kita harus tetap bisa liat sisi positif di masa susah seperti ini.  

Kemungkinan besar, kalau Tuhan ijinkan sesuatu yang kurang baik dalam hidup anda, bukan berarti karena anda berdosa atau hati nurani yang terluka, atau bahkan mungkin bukan karena kita kurang berdoa melainkan Tuhan inginkan kita sadar bahwa kita hanyalah manusia. Untuk itu, jangan genggam apapun terlalu erat di bumi. Karena tidak ada yang bertahan selama-lamanya. 

Berbahagialah Orang Yang Lemah Lembut, Karena Mereka Akan Memiliki Bumi
Di masa pandemi seperti ini, dunia mengalami banyak perubahan yang mengejutkan yang mengharuskan kita untuk segera beradaptasi (agama, ibadah, pekerjaan, dll). Ini membuat kita mendefinisi ulang, mana yang metode, mana yang prinsip. 

Kita harus kaku pada hal hal yang sifatnya prinsip, tetapi kita harus bisa mengalah di hal-hal yang bukan prinsip, misalnya menerima perubahan (metode). Tuhan ijinkan semua musim kehidupan agar kita lembut di area yang kita harus lembut dan tegas di arean kita harus tegas. 

Belajarlah untuk mengevaluasi segala cara atau metode kita untuk hidup, misalnya cara berhubungan dengan keluarga, anak, maupun pasangan. Belajarlah untuk beradaptasi, belajarlah mulai dengan peka dengan Tuhan. 

Berbahagialah Orang Yang Lapar Dan Haus Akan Kebenaran, Karena Mereka Akan Dipuaskan
Di masa pandemi, sebagian besar dari kita menjadi memiliki banyak waktu. Janganlah disia-siakan. Gunakan waktumu untuk baca Alkitab. Kalau kita satu keluarga disatukan dengan satu buku (Alkitab) semua akan memiliki nilai kehidupan yang sama. Mari kita jadikan masa-masa seperti ini sebagai musim pertumbuhan rohani. 

Berbahagialah Orang Yang Murah Hatinya, Karena Mereka Akan Beroleh Kemurahan
Walaupun kondisi perekonomian sedang susah, hiduplah seperti orang yang punya Tuhan. Jangan menjadi orang bodoh yang egois dan menimbun karena ketakutan. Di dalam Doa Bapa Kami, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk meminta kepada Tuhan untuk diberi makanan secukupnya. Pergunakan kesempatan ini untuk belajar bersyukur dan memberi, karena orang yang murah hati akan beroleh kemurahan. Memang, tidak akan pernah ada yang tau apa akan yang dapat terjadi besok. Bukan berarti kita tidak ada persiapan apa apa. Tetap harus persiapan, tetapi jangan sampai kuatir di luar batas, kekuatiran tidaklah dapat menambah sehasta hidup kita. 

Ini saatnya kita memiutangi Tuhan. Pikirkan orang lain, belajar bahu membahu di saat seperti ini. Inilah waktunya kita bangkit dan menolong sesama kita. Memberipun juga tidak terpatok di bantuan material. Di masa krisis, kadang bantuan non material sangatlah berharga. Bangunlah hubungan dengan memberi  bantuan doa, perhatian, ataupun kata-kata yang menguatkan. 

Disarikan dari Khotbah Ps. Philip Mantofa, 24 Mei 2020, Ibadah Umum, GMS Surabaya Barat
https://youtu.be/UGfOns2wbIk