KITAB WAHYU AKHIR JAMAN - HIDUP MAKSIMAL SETIAP HARI (PART 3)

Kepada Jemaat di Sardis
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku. (Wahyu 3:1-2)

Tuhan ingin kita menyelesaikan apa yang kita mulai. Jangan selalu hidup di hari esok, kerjakanlah hari ini. Tuhan tidak menuntut performa kita sempurna, tapi sempurnakanlah apa yang kita kerjakan.

Gereja Sardis itu mati dan kering secara rohani. Kematian rohani biasanya terjadi karena seseorang tidak menjaga apa yang berharga dalam hidupnya, yang membawanya untuk berhasil hari ini. Setelah sukses orang lupa, khususnya persekutuannya dengan Allah. Maka itu bertobatlah, dan kembalikanlah hal-hal yang kekal itu dalam hidup Anda!

Kepada Jemaat di Filadelfia
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka. Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.” (Wahyu 3:7-8)

Jemaat di Filadelfia berdoa agar Tuhan membukakan pintu untuk kehidupan mereka.  Sayangnya ketika pintu-pintu terbuka, ternyata kapasitas dan kemampuan mereka masih mentah. Jangan sia-siakan setiap kesempatan yang Tuhan sudah dan akan berikan, persiapkan dirimu baik-baik dan libatkan Tuhan dalam semua prosesnya. Setiap pintu terbuka itu hanya berguna, jika ada persiapan dari pihak kita.

Kita harus menjaga mahkota kita, yaitu segala rasa hormat dan kekaguman orang lain karena kehidupan kita yang telah menginspirasi mereka. Jagalah mahkota itu hingga suatu hari menjadi sokoguru (pilar), yakni warisan nama baik dan teladan yang diturunkan hingga anak-cucu.

Kepada Jemaat di Laodikia
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” (Wahyu 3:14-16)

Berhati-hatilah dengan pemikiran yang lebih tinggi tentang diri sendiri, yang melampaui takaran iman kita. Apapun yang kita lakukan, tujuan akhirnya haruslah untuk memuliakan Tuhan. Tuhan suka dengan orang yang rendah hati, yakni orang yang tahu diri dan tahu menempatkan diri di hadapan-Nya.

Laodikia adalah gereja yang miskin rohani, buta rohani, dan sombong rohani. Janganlah menjadi orang Kristen yang demikian, yang menyandang gelar nama Tuhan namun tidak ada Tuhan di dalam dirinya. Tuhan itu tahu jemaat-Nya satu per satu. Mata Tuhan melihat siapa yang sungguh-sungguh dan siapa yang suam-suam kuku.

Dari ketiga gereja ini, yaitu gereja di Sardis, Filadelfia, dan Laodikia, kita belajar menjadi orang Kristen sejati yang siap untuk kedatangan Tuhan yang kedua kali. Hidup maksimal di akhir jaman dimulai dengan hari ini. Maukah Anda hidup bagi Tuhan?

Disarikan dari kotbah Philip Mantofa di Ibadah Umum GMS Surabaya Barat 01 Maret 2020
https://youtu.be/A672YFUcZK4
https://youtu.be/U4ru0drNhpQ

Kita harus menjaga mahkota kita, yaitu segala rasa hormat dan kekaguman orang lain karena kehidupan kita yang telah menginspirasi mereka.