KITAB WAHYU AKHIR JAMAN - HIDUP MAKSIMAL SETIAP HARI (PART 2)

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." (Wahyu 2:29)

 

Jemaat Efesus
"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” (Wahyu 2:1-4)

Kitab Wahyu adalah surat kepada Tujuh Gereja di Asia Kecil. Jaman itu, Asia Kecil yang dimaksud adalah Turki, negara yang berada di perbatasan Benua Asia dan Eropa. Yohanes yang berada dalam pengasingan di penjara Pulau Patmos mendapat wahyu dari Tuhan Yesus untuk menuliskan kitab ini. Gereja pertama yang menerima wahyu adalah Gereja Efesus yang dirintis Rasul Paulus. Malaikat jemaat yang dimaksud adalah gembala di Efesus. Berbahagialah para gembala yang menjaga jemaatnya sedemikian rupa sehingga disebut sebagai malaikat jemaat.

Tuhan kita maha tahu dan dia melihat setiap aktifitas kita sehari-hari. Dalam surat Wahyu untuk Gembala di Efesus ini ada banyak peringatan bagi kita agar kita hidup maksimal setiap hari. Berpikirlah layaknya hari ini adalah hari terakhir di mana kita bisa hidup. 

Yesus mengajarkan kita untuk bersabar, terutama untuk orang-orang yang kita sayangi. Sabar dan gusar hanya berbeda di ekspektasi. Jadilah orang tua yang mendidik hal-hal kebenaran. Pilih-pilihlah bersabar untuk hal-hal yang Tuhan suruh kita untuk itu, sebab ada area lain yang memang tidak perlu bersabar-sabar. Janganlah sabar untuk hal-hal yang jahat. Katakan “tidak” dengan segera untuk kebiasaan buruk, perkataan jahat, dan perbuatan dosa. 

Ketika kita melenceng dari kasih mula-mula, Yesus menegur kita. Janganlah lupakan tempat di mana kita bertumbuh dan berkembang hingga sekarang. Tuhan Yesus mengingatkan betapa parah kesalahan yang telah dilakukan Jemaat Efesus meskipun mereka belum jatuh dalam dosa. Namun, terjadinya erosi rohani saja sudah dianggap jatuh dalam hadirat Allah, meskipun belum jatuh dari hadirat Allah. Ijinkan firman Tuhan menegur kita sebelum kita jatuh dalam dosa, sebab Tuhan baik.

Jemaat Smirna
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.” (Wahyu 2:8-9)

Yesus mengingatkan jemaat di Smirna yang bercampur dengan para kaum Yahudi dan Romawi. Dengarlah dengan peka suara Roh Kudus dan jangan mengikuti ajaran Kristen yang bergeser. Saat itu, kaum Yahudi di sana anti Kristen dan Kaum Romawi menyembah Kaisar. Yesus menghibur mereka bahwa ada hal-hal kesusahan tertentu yang Tuhan ijinkan terjadi atas hidup seseorang agar versi terbaik kita muncul. Mengampuni seringkali muncul ketika kita dibenci/dimusuhi. Mengucap syukur muncul saat kita disakiti.

Janganlah pernah menuduh Tuhan atas penderitaan yang kita hadapi. Iblis yang melempar kita ke dalam penderitaan. Namun, jangan takut jikalau kita jatuh dalam penderitaan, sebab Yesus juga sudah berkata bahwa pencobaan kita tidak lebih besar dari batas kekuatan kita. Semua masalah kita selalu ada tanggal kadaluarsanya.

Jemaat di Pergamus
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua: Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam. Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. (Wahyu 2:12-14)

Di Pergamus, kota yang dikenal sebagai perpustakaan kota yang menyimpan 200.000 buku jaman itu, Yesus memperkenalkan dirinya sebagai “A man of one book.” Hanya firman di Alkitab saja yang menjadi pedang tajam bermata dua. Kebenaran firman di Alkitab itulah otoritas tertinggi orang percaya. 

Yesus tahu kesusahan kita dan Dia maha pengertian dalam setiap proses kebangunan rohani yang kita jalani. Dia mengerti kesusahan setiap umat-Nya yang dikepung tahta Iblis. Ujilah segala sesuatu, karena Setan dapat menjatuhkan kita melalui pengaruh-pengaruh jahat yang dikompromikan. Dosa seseorang bisa merembet menjadi dosa korporat. Kesalahan satu umat membuat Yesus menegur seluruh Gereja di sana dengan firman yang tajam seperti pedang.

Jemaat Tiatira
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga: Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama. Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.” (Wahyu 2:18-20)

Jemaat gereja di Tiatira telah berbuah banyak dari generasi ke generasi, tetapi Yesus menegur mereka oleh karena pembiaran seorang wanita yang menyesatkan umat-umat Tuhan seperti Izebel. Tuhan tahu pertobatan perlu waktu, dan Dia memberi waktu yang cukup untuk kita. 

Peganglah kebenaran ini selalu, bahwa segala sesuatu yang dari Tuhan adalah jelas, terang benderang, dan terbukti. Janganlah pernah terjebak masuk dalam iblis dengan seluk beluknya yang tidak transparan. Selalu transparanlah di hadapan Tuhan agar kita bisa hidup maksimal setiap hari!

Disarikan dari kotbah Philip Mantofa di Ibadah Umum GMS Surabaya Barat 01 Maret 2020
https://youtu.be/U-WCFp1nJB8
https://youtu.be/RaGF8mXqdD4

Janganlah pernah menuduh Tuhan atas penderitaan yang kita hadapi. Semua masalah kita selalu ada tanggal kadaluarsanya.