BERKAT DILETAKKAN PADA LUTUT KITA, BUKAN PEKERJAAN KITA
Manna adalah makanan ajaib yang Tuhan sediakan selama 40 tahun di padang gurun sebelum bangsa Israel masuk Kanaan. Tuhan berjanji lalu Dia menyediakan, tapi mereka tidak mengenali berkat Tuhan. Jadi firman pengajaran dibutuhkan agar kita bisa mengenali penyediaan Allah, lalu menghargainya serta mengelolanya. Penyertaan Tuhan sering kali luput dari mata kita karena terkadang terlalu kecil, terlalu halus, dan serba kebetulan.
Berkat yang murni, yang diberikan atas kehendak Tuhan dan atas kasih sayangNya, diberikan pada pagi hari dalam bentuk embun. Bangsa Israel harus pagi-pagi benar untuk memungutnya. Tuhan ‘memaksa’ bangsa Israel untuk memiliki postur doa dan mencari wajah Tuhan.
Berkat sehari-hari Tuhan letakkan bukan dalam usaha jerih payah kita, melainkan ditemukan di lutut kita dalam hubungan kita dengan Tuhan, yaitu saat kita bersujud kepada Tuhan. Saat teduh bukan langsung menyelesaikan masalah, tapi penyelesaian masalah kita dimulai dari saat teduh. Upaya jerih payah kita berfungsi untuk memposisikan kita sebagai orang yang siap menerima. Berkat diberikan karena anugerah, bukan karena kita layak menerimanya, tapi karena Tuhan mengasihi umatNya. Jangan banggakan usaha kita.
SYUKURI BERKAT KITA YANG SPESIFIK DARI TUHAN
Tuhan memberikan berkat dengan spesifik kepada setiap kita, yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Di masa-masa ini, jangan kita menjadi iri hati dengan orang lain atau minder, serta berkata kita ini sengsara. Itu sama dengan berkata bahwa Bapa kita di sorga menelantarkan kita. Bersyukurlah selalu. Bapa kita tidak pernah salah. Dia peduli pada kita. Tunggulah waktu, sebab segala sesuatu indah pada waktu Tuhan, bukan waktu kita. Tuhan tahu apa yang kita perlukan.
Jangan mengeluh akan sesuatu yang belum kita miliki. Hitunglah apa yang kita punya. Semua yang kita punya saat ini itu karena Tuhan. Mari syukuri berkat kita sendiri. Orang yang bersyukur akan menjadi berkat. Setiap keluarga harus menghadap Tuhan dan menentukan sikap hati sesuai yang diajarkan oleh firman.
JANGAN SERAKAH, JANGAN JUGA TAWAR HATI
Janganlah bangga jika kita berkelimpahan, sebab jika kita tidak bersandar pada Tuhan, di musim pencobaan berikutnya kita bisa kehilangan segalanya. Bagi orang yang seolah-olah kehilangan segalanya saat ini, juga jangan tawar hati. Mungkin di musim berikutnya anda berkelimpahan. Jangan putus asa, bunuh diri, dan patah pengharapan. Rencana Tuhan masih berjalan. Jangan nilai diri kita dengan hari ini, tapi nilai dengan iman yang kita yakini sekarang, karena iman itu akan membawa kita ke masa depan.
MILIKI SIKAP HATI YANG BENAR
Janganlah serakah dan mengukur diri dengan materi. Jangan pernah bandingkan, menghakimi, dan sombong hati. Jika anda kekurangan saat ini, jangan menuduh, agar Tuhan membuat apa yang sedikit di tangan kita bertumbuh. Tuhan tidak berkenan pada orang yang bersungut-sungut. Milikilah sikap hati yang benar di hadapan Tuhan, karena itu menentukan bagaimana Tuhan berurusan dengan kita: apakah kita akan ditingkatkan atau dikurangi.
LET GO, RELAKAN KERUGIAN KITA, JANGAN TERGESA-GESA
Janganlah tergesa-gesa dan ingin ambil sebanyak-banyaknya sedini mungkin. Jangan lihat kekayaan atau kemiskinan, tetapi lihatlah Tuhan. Jika kita berlebih, Tuhan sanggup memberikan tujuan pada kelimpahan kita, sehingga hidup kita tidak tenggelam dalam kesesatan. Apapun yang menguap di depan mata kita sekarang, percayalah dengan iman, itu akan jadi benih di esok hari, di mana itu akan kembali lagi. Relakan kerugian kita di hadapan Tuhan, agar itu bisa jadi benih. Tuhan tidak pernah memusnahkan manna.
WAKTU BERSAMA TUHAN TIDAK AKAN MEMBUAT KITA RUGI
Pada hari keenam, manna dikumpulkan 2x lipat karena esoknya mereka harus beribadah, sehingga tidak boleh bekerja memungut manna. Dan manna ini tidak akan busuk. Kita tidak akan jadi orang yang rugi jika kita korbankan waktu untuk kita mencari wajah Tuhan, membaca firman, bersekutu, dan bersaat teduh. Tuhan akan lipat gandakan berkat kita.
APA YANG DISIMPAN DI HADIRAT TUHAN TIDAK PERNAH HILANG
Janganlah cari berkat materi, tapi carilah pengalaman pribadi dengan Tuhan. Penyertaan Tuhan itulah harta sesungguhnya. Apapun yang disimpan di hadirat Tuhan tidak pernah hilang. Apapun yang disimpan dalam ketaatan pada Yesus, akan dilipat-gandakan tepat pada waktunya. Manna di masa pandemi ini mengajarkan hidup dengan Allah yang memelihara kita dan bagaimana berjalan dengan Dia yang menjadi sumber berkat kita. Jagalah hati supaya kita tidak menjauh, tidak asal-asalan mendekat, tidak tamak, dan supaya kita tidak ditemukan tidak beriman.
Disarikan dari Khotbah Ps. Philip Mantofa, 10 Juni 2020, Youtube & Instagram Live
https://www.youtube.com/watch?v=MQfdBYNsuPI