“Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka.”
(Mazmur 149:5-6)
PUJILAH TUHAN DI TEMPAT UMUM
Orang-orang saleh adalah mereka yang sudah ditebus oleh Tuhan. Kita harus belajar untuk memuji Tuhan di tempat umum, mengekspresikan sekalipun suara tidak merdu. Kita harus rajin memuji Tuhan dan jangan menghindari pertemuan-pertemuan ibadah. Sekalipun kita bisa menyembah sendiri, tapi ada fungsi yang tidak tergantikan ketika kita menyembah dan memuji Tuhan di tengah-tengah teman seiman.
PUJILAH TUHAN DI TEMPAT PRIBADI
Saat kita memuji Tuhan, masalah kita menjadi terasa lebih kecil dan lebih ringan, karena yang kita elu-elukan adalah Tuhan. Apa yang kita ucapkan berulang-ulang, itu yang akan terasa di dalam jiwa kita. Jika kita terus memuji Tuhan, yang terasa adalah kuasaNya. Masalah tetap ada, tapi kita memperoleh kuasa untuk menguasai masalah kita.
SIAP SYUKUR = SIAP TEMPUR
Siapa yang siap bersyukur, akhirnya akan siap tempur. Tuhan tidak memberi pedang dulu, tapi pujian di kerongkongan. Rahasia kemenangan adalah di hati yang memuji, bukan di kemampuan kita.
Pujian pengagungan adalah "High praise," yang berarti:
- Korban Pujian
Mengapa disebut tinggi? Karena kita sedang rendah. Saat kita tidak ingin memuji Tuhan, justru pujilah Tuhan! - Lagu pilihan Tuhan
Akan ada salah satu lagu yang kita naikkan di mana Tuhan akan bertahta di atasnya. Itulah yang akan menjadi jembatan kita, yang bisa menjamah dan melepaskan beban kita.
KUASA PUJIAN BERUJUNG KUASA FIRMAN
Kuasa pujian selalu berujung pada pedang bermata dua di tangan, yaitu firman. Orang yang suka memuji, firman Tuhan akan berkuasa dalam hidupnya. Dan jika orang dikuasai firman, pasti suka memuji Tuhan.
Maukah kita mengalami kuasa firman? Pujilah Tuhan sungguh-sungguh.
Disarikan dari khotbah Ps. Philip Mantofa, 13 Juni 2021, Youtube & Instagram Live
https://www.youtube.com/watch?v=I7oWeOySQcU
