Keadaan hanyalah suatu kanvas. Apa yang dilukis di atasnya tergantung sikap hati dan prinsip hidup kita. Jangan takut dengan perubahan. Jika Tuhan izinkan perubahan, pasti ada kebaikan. Dari dahulu dunia selalu berubah, tetapi orang benar tidak akan goyah. Apapun yang kita alami, kita bisa beradaptasi dan menemukan tujuan serta maksud ilahi.
Di setiap perubahan, ada berkat yang disiapkan Tuhan bagi orang percaya yang bisa menangkap tuntunan firman. Cara terbaik untuk menemukan berkat dalam perubahan dimulai dari tempat yang intim bersama Tuhan. Ikut Tuhan harus dengan hati yang teduh dan jiwa yang tenang, sebab orang yang panik dan mendua hati tidak akan mendapat sesuatu.
Dalam Matius 17:2-3, ketika Yesus berubah rupa di depan mata murid-muridNya, tampak Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Musa melambangkan Taurat, sedangkan Elisa melambangkan kuasa atau pelayanan Roh Kudus. Kita tidak bisa menguping apa yang dibincangkan Musa & Elisa dengan Yesus, serta apa yang sebenarnya Tuhan pikirkan pada situasi kita. Oleh karena itu kita harus hidup oleh iman. Firman yang kita dengar di bumi inilah yang harus kita pertanggungjawabkan.
Kita bukan orang pertama atau orang terakhir yang mengalami situasi yang kita alami saat ini. Sudah pernah ada orang yang mengalami seperti kita dan bisa berakhir dengan kemenangan serta mujizat Tuhan. Jika orang lain ditolong Tuhan, kitapun juga. Tangan Tuhan terbuka bagi kita semua.
Ada 3 monumen kedagingan yang kita tidak boleh bawa jika kita ingin masuk ke masa depan penuh pengharapan:
- Kebanggaan & trauma di masa lalu
Tuhan hendak mengajarkan hal-hal baru, jadi jangan bawa kebanggaan & trauma kita di masa lalu ke dalam masa depan kita. - Teori & tradisi di masa kini
Hal-hal yang bukan prinsip dan teori-teori yang bukan dari firman haruslah dibuang. - Tidak melibatkan Tuhan di masa depan
Janganlah kita merasa tidak butuh Tuhan jika kita sudah dipulihkan & diberkati.
Jika kita mau menyambut perubahan dengan cara Tuhan dan mau dibawa Tuhan ke masa depan penuh pengharapan, maka ingatlah 3 hal untuk dibawa ke masa depan:
- Bawa "Petrus": Bawa apa yang menyulut pertobatan
Bawalah hal-hal yang mengingatkan atau mendorong kita dalam pertobatan kita: Sikap hati yang merendah di hadapan Tuhan, sadar kita orang berdosa, dan hidup dalam pertobatan setiap hari. Bawa teman-teman/pergaulan yang mengingatkan kita untuk takut akan Tuhan, bukan yang menjerumuskan. Pilihlah persahabatan yang akan menajamkan kita di dalam Tuhan. - Bawa "Yakobus": Bawa apa yang menyulut semangat
Janganlah dengarkan yang negatif saja. Memang kita perlu tahu apa yang terjadi di dunia ini, tapi secukupnya. Justru kita harus kenyang dengan kabar baik dan janji Tuhan yang menyulut semangat kita. - Bawa "Yohanes": Bawa apa yang menyulut kasih
Hapus dan tinggalkan semua kepahitan dan rasa benci, karena hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan, justru akan merugikan dan meruntuhkan kita.
Perubahan di luar harus diimbangi dengan perubahan di dalam. Perubahan yang di dalam kitalah yang mempersiapkan kita untuk menerima perubahan di luar. Inilah 3 perubahan di dalam yang mendatangkan rencana Tuhan:
- Loving God / Kasihi Tuhan - "Inilah Anak yang Kukasihi"
Kalau kita mau menargetkan sebuah perubahan, targetkan hati kita untuk berubah semakin mengasihi Yesus. Itulah cara menyambut perubahan dunia dengan cara Tuhan. - Letting God / Izinkan Tuhan - "kepada-Nyalah Aku berkenan"
Seringlah berkata "Jika memang Tuhan kehendaki, jika memang ini menyenangkan hati Tuhan, terjadilah sesuai dengan kehendak Tuhan." Jadilah orang yang rela setelah kita berusaha. Sekalipun kadang-kadang kehendak Tuhan mengizinkan kita kehilangan sesuatu. - Listening to God / Dengarkan Tuhan - "dengarkanlah Dia"
Jika Tuhan berkata ampuni, kasihi, berdoa, taat, jaga kekudusan, maka dengarkanlah Tuhan. Mendengarkan Tuhan adalah permulaan kemuliaan.
Disarikan dari Khotbah Ps. Philip Mantofa, 06 Juni 2021, Youtube & Insatgram Live
https://youtu.be/2aToCPhXW20