Untuk bertumbuh secara sengaja, kita harus menjaga hati supaya tetap lembut, tidak keras dan tidak ada semak duri. Tempat subur seperti itulah yang akan ditanami sesuatu yang sorgawi. Berhentilah melihat keadaan kita. Lihatlah kepada Tuhan, dan kita akan berjalan di atas kemustahilan.
Di masa-masa seperti ini kita tidak boleh stagnan. Iman kita harus naik terus, dan jangan biarkan keadaan mendikte kita. Jangan meremehkan firman Tuhan yang berkuasa. Jangan pula beriman kepada diri sendiri atau pendeta, serta kepada keadaan. Berimanlah pada benih, yaitu firman Tuhan yang berkuasa!
Di tanah hati seperti apakah firman Tuhan jatuh di hidup kita?
- Perhatikan cara menerima Firman
“Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.” (Matius 13:18-19)
Sikap yang benar dalam menerima firman adalah terima dengan sikap hati yang haus dan lapar, dan mau percaya. Bagaimana kita mendengarkan akan mempengaruhi pengertian kita. - Beri komitmen
“Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.” (Matius 13:20-21)
Berilah komitmen agar firman dapat bertumbuh leluasa dalam hidup kita, karena kita tahu firman itu kekal. Kita tidak bisa menumbuhkan benih, karena benih tumbuh sendiri. Tapi usaha kita hanyalah menjaga hati kita subur untuk ditaburi. - Singkirkan gangguan
“Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.” (Matius 13:22)
Jika kita terima janji firman Tuhan dan kita tahu ada yang mengganjal, semisal akar kepahitan, segera bertindak untuk ampuni. Jangan ditunda! Jangan bermain-main dengan dosa yang awalnya kecil, terasa tidak mengganggu, namun akan semakin besar dan akan membunuh hati kita! Menunda ketaatan sama dengan menunda kemuliaan.
- Serahkan hasil akhirnya kepada Tuhan
“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.” (Matius 13:23)
Jangan meremehkan benih firman yang tampak kecil saat ini, karena itu akan berlipat ganda dengan luar biasa. Yang tidak pernah kita pikirkan, itu yang Tuhan sediakan. Satu kata dari Tuhan dapat mengubahkan seluruh kehidupan kita.
Disarikan dari Khotbah Ps. Philip Mantofa, 5 Mei 2021, Youtube & Instagram Live
https://youtu.be/E3vBolSf0AA