“Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam Dari Daud, ketika ia lari dari pada Saul, ke dalam gua. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu.”
(Mazmur 57:1-2)
Daud memiliki iman yang sederhana sewaktu menghadapi masalah termasuk pada saat mengalami tantangan yang membahayakan nyawanya sekalipun. Daud tidak menghadapi wabah, krisis ekonomi, ataupun kekurangan, tetapi dia menjadi orang yang diburu oleh Raja Saul. Dia hendak dibunuh oleh Raja Saul. Kemanapun Daud pergi, dia akan berada dalam bahaya karena siapapun yang menemukannya akan mendapatkan hadiah. Namun, Daud memelihara imannya kepada Tuhan. Daud percaya bahwa kalau Tuhan Yesus ada di dalam perahunya, dia tidak akan tenggelam. Kalau Tuhan tidak menghendaki dia mati, maka tidak akan ada seorangpun yang dapat mencabut nyawanya.
Untuk itu, belajarlah memiliki iman yang dimiliki oleh Daud. Percayalah bahwa jika Tuhan tidak ijinkan, tidak ada sesuatu yang dapat terjadi pada kita. Namun, jikalau Tuhan ijinkan, tetaplah percaya kepada-Nya. Saat Tuhan ijinkan Daud diburu oleh musuh, Daud lari dari Saul ke dalam gua.
Di masa pandemi ini, kita harus memaksimalkan waktu-waktu di dalam “gua” kita. Jika Tuhan mengijinkan musim ini terjadi pasti ada hikmat dan berkat-berkat yang terselubung. Pastikan anda memaksimalkan masa ini untuk dapat mencari wajah-Nya, jangan sampai kita dikecohkan oleh hal-hal lain. Carilah Tuhan agar kita dapat lebih menghasilkan buah, karena orang benar akan berbuah pada musimnya.
Saat mencari Tuhan di dalam gua, Daud tidak hanya memohon belas kasihan Tuhan, tetapi juga dengan aktif melakukan bagiannya. Daud membuat jiwanya dengan aktif berlindung pada Tuhan di bawah kepak sayap-Nya. Ada 3 hal yang terkandung dalam jiwa:
- Kehendak
Daud memastikan kehendaknya selaras dengan kehendak Tuhan. Saat dia tidak mengerti apa yang harus dia lakukan, Daud memilih untuk menggunakan kehendak bebasnya untuk melakukan kehendak Allah. - Pikiran
Pada waktu di gua, Daud tidak membuang waktu untuk cemas dibunuh oleh Saul, melainkan memilih untuk membuat lagu. Pikirannya dipenuhi juga dengan hal-hal yang bersifat produktif berguna, dia membuat perencanaan. - Perasaan
Dia menggunakan waktunya untuk menyembah dan memuliakan Tuhan dengan waktunya.
Tuhan menyukai iman sederhana yang dimiliki oleh Daud. Hati Daud seperti anak-anak yang percaya bahwa dia tidak akan musnah karena Tuhan belum selesai dengan dirinya, dia percaya bahwa badai yang dia hadapi akan berlalu, dan semuanya akan berakhir dengan indah. Daud sama sekali tidak memiliki pemikiran negatif terhadap masa depan karena dia menaruh rasa amannya di dalam Tuhan.
Disarikan dari khotbah Ps. Philip Mantofa, 28 Juni 2020, Ibadah Umum, GMS Surabaya Barat
https://youtu.be/g0kVKZHF0t0
Di masa pandemi ini, kita harus memaksimalkan waktu-waktu di dalam “gua” kita. Jika Tuhan mengijinkan musim ini terjadi pasti ada hikmat dan berkat-berkat yang terselubung. Pastikan anda memaksimalkan masa ini untuk dapat mencari wajah-Nya.