"Inilah kepala-kepala para pahlawan yang mengiringi Daud, yang telah memberi dukungan yang kuat kepadanya, bersama-sama seluruh Israel, dalam mencapai kedudukan raja dan yang mengangkat dia sebagai raja, seperti yang difirmankan TUHAN mengenai Israel."
1 Tawarikh 11:10
Triwira Daud
Yesus adalah Raja kita, Dia bukanlah Raja yang berjarak dengan umat-Nya. Dia adalah Raja yang tahu kelemahan manusia, tetapi tetap menerima kita apa adanya.
Kita harus memiliki hati yang mengabdi dan mengiring Yesus seperti pahlawan-pahlawan Daud yang mengiring rajanya. Hati yang mengabdi adalah hati seperti wanita yang mengurapi Yesus dengan minyak narwastu. Minyak narwastu adalah pengorbanan yang mahal, senilai satu tahun gaji.
Akan tetapi, hati yang mengiring Yesus dan mengabdi bukan hanya tentang korban persembahan, tetapi ketaatan untuk menjadi rekan-Nya.
Jadilah gereja yang mengiring-Nya, memberikan dukungan, menyongsong Dia sebagai Raja sebagaimana para pahlawan Daud menyongsong Daud menjadi aja atas Israel.
300 Gereja
Inilah daftar para pahlawan yang mengiringi Daud: Yasobam bin Hakhmoni, kepala triwira; ia mengayunkan tombaknya melawan tiga ratus orang yang tertikam mati dalam satu pertempuran. 1 Tawarikh 11:11.
Yasobam seperti Mawar Sharon. Jika di zaman perjanjian lama, satu orang Yasobam dapat membunuh 300 orang, maka Mawar Sharon sebagai satu gereja, kita juga bisa melakukan perkara yang besar, dengan satu ayun,300 gereja lokal akan tertanam.
Jadikan ini visi kita karena Tuhan berkata, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan ditambahkannya kepadamu.”
Akan ada banyak medan peperangan, tetapi hanya 1 perang. Untuk itu, marilah kita bersatu dan akselerasi sampai visi digenapi, sehingga kita dapat menjadikan Yesus Raja atas kehidupan setiap orang berdosa.
Ladang Penuh Jelai
Dan sesudah dia, Eleazar anak Dodo, orang Ahohi itu; ia termasuk ketiga pahlawan itu. Ia ada bersama-sama Daud di Pas-Damim, ketika orang Filistin berkumpul di sana untuk berperang. Ada sebidang tanah ladang penuh jelai di sana; ketika tentara melarikan diri dari hadapan orang Filistin, maka berdirilah mereka di tengah-tengah ladang itu; mereka dapat mempertahankannya dan memukul kalah orang Filistin. Demikianlah diberikan TUHAN kemenangan yang besar. 1 Tawarikh 11:12-14.
Eleazar dan Raja Daud, mereka sama sama berperang mempertahankan sebidang tanah/ladang jelai; makanan bangsa Israel.
Yohanes 4:34 - Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Tuhan bukan hanya mengejar kita berperang, Dia juga Allah yang berperang bersama-sama bersama kita. Tuhan mau kita bersama-sama dengan Dia untuk mempertahankan ladang penuh jelai, makanan-Nya (Yohanes 4:34), yaitu menyelesaikan pekerjaan Bapa dengan menyelamatkan jiwa-jiwa. Eleazar mau bersama-sama bertempur dengan Daud untuk mempertahankan ladang penuh jelai. Maukah Anda berperang mempertahankan ladang penuh jiwa-jiwa bersama dengan Dia?
Air Perigi Betlehem
Lalu timbullah keinginan pada Daud, dan ia berkata: "Sekiranya ada orang yang memberi aku minum air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang!" Lalu ketiga orang itu menerobos perkemahan orang Filistin, mereka menimba air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang, mengangkatnya dan membawanya kepada Daud. Tetapi Daud tidak mau meminumnya, melainkan mempersembahkannya sebagai korban curahan kepada TUHAN, katanya: "Jauhlah dari padaku, ya Allah, untuk berbuat demikian! Patutkah aku meminum darah taruhan nyawa orang-orang ini? Sebab dengan mempertaruhkan nyawanya mereka membawanya." Dan tidak mau ia meminumnya. Itulah yang dilakukan ketiga pahlawan itu. 1 Tawarikh 11:17-19.
Demi memenuhi keinginan Raja Daud, Triwira Daud meresikokan diri dan menerobos perkemahan orang Filistin untuk membawakan air perigi dari Betlehem. Perbuatan yang dilakukan oleh Triwira Daud bukan dilandaskan oleh perintah, tetapi karena mereka mendengar kerinduan tuannya.
Yesus juga memiliki keinginan, Dia bukan ingin minum air dari manapun, tetapi Dia rindu untuk umat-Nya mendekat pada-Nya.
Air Perigi Betlehem berbicara tentang air mata doa, bukan air mata yang keluar karena mengasihani diri sendiri atau masalah yang ada dalam hidup kita. Air mata seperti inilah; persembahan yang ditabung dalam kirbat-Nya. Menangislah bukan karena dagingmu, menangislah karena Anda tetap cinta Tuhan walaupun daging Anda habis lenyap. Menangislah karena rasa syukurmu atas kasih setia-Nya di dalam hidupmu.
Disarikan dari khotbah Philip Mantofa, 13 January 2020, Breakfast With God, GMS Surabaya Barat
https://youtu.be/5rpveCz5h9E
https://youtu.be/HbXBCX5drAI
Jadilah gereja yang mengiring-Nya, memberikan dukungan, menyongsong Dia sebagai Raja sebagaimana para pahlawan Daud menyongsong Daud menjadi Raja atas Israel.